Foto : Ilustrasi
Tidak bisa di hindarkan lagi makanan yang ada di warung, cafe, atau restoran. Semua orang begitu menarik, membuat kita punya banyak pilihan untuk membeli dan menikmatinya. Tapi tanpa disadari kita mengkonsumsi makanan yang tidak cocok dengan kondisi perut kita. Akibatnua perut kita terasa melilit. Sakit perut yang di derita pun bermacam-macam.
Dalam kitab hadits Bukhari dan Muslim, ada sebuah hadits yang berasal dari Abu Sa'id Alkhudry yang berbunyi,
"Bahwa pernah ada seorang lelaki yang datang kepada Rasulullah saw. dan berkata 'Sadara laki-laki saya sering sakit perut dan buang air besar.' Kemudian Rasulullah saw. menyarankan saudaranya minum madu. Tidak lama kemudian ia kembali lagi seraya berkata, 'Telah saya berikan minuman madu kepadanya, tapi tidak menghasilkan apa-apa.'
"Bahwa pernah ada seorang lelaki yang datang kepada Rasulullah saw. dan berkata 'Sadara laki-laki saya sering sakit perut dan buang air besar.' Kemudian Rasulullah saw. menyarankan saudaranya minum madu. Tidak lama kemudian ia kembali lagi seraya berkata, 'Telah saya berikan minuman madu kepadanya, tapi tidak menghasilkan apa-apa.'
"Rasulullah bersabda kepadanya sampai tiga kali, dan ketika laki-laki itu datang ke empat kalinya, Rasulullah bersabda lagi, 'Suruh dia minum madu!' Kata laki-laki itu, 'Sungguh saya telah meminuminya madu tapi penyakitnya malah bertambah berat.' Maka Rasulullah saw. pun bersabda, 'Allah Maha Besar, perut saudaramu yang dusta.' Kemudian Rasulullah meminumkan madu kepada si penderita tersebut lalu dia pun sembuh."
Hadits di atas menunjukkan bahwa Rasulullah saw. menganjurkan agar orang yang sakit minum madu, agar membersihkan sisa makanan yang ada di perut dan usus. Sebab madu itu berfungsi sebagai pembersih perut, terutama bila diminum dengan air hangat.
Meminum madu berulang-ulang itu adalah termasuk rahasia pengobatan. Minum madu itu kadarnya harus tepat dengan keadaan penyakitnya. Rasulullah memberitahukan tentang tidak berkurangnya penyakit orang tersebut di karenakan kadar madu yang diberilan masih belum mencukupi untuk menyembuhkan penyakit itu.
Pengertian dari perkataan 'Sungguh bernarlah Allah dan perut saudaramulah yang berdusta!' Menunjukkan kebenaran manfaat madu itu. Hal ini sebagaimana dijelaskam dalam firman-Nya, "Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan untuk manusia." (QS. An-Nahl : 69)
Pemberian madu pertama dan kedua yang menyembuhkan penyakit orang itu (dustanya perut) disebabkan banyaknya zat-zat yang rusak di dalamnya. Maka Rasulullah menyuruhnya untuk meminum madu kembali.
Pengobatan cara Rasulullah ini tentu saja tidak dapat disamakan dengan pengobatan dokter dan tabib. Sebab, pengobatan Rasulullah merupakan sesuatu yang pasti dan meyakinkan karena bersumber dari wahyu ilahi, cahaya kenabian dan kesempurnaan akal.
Lain halnya dengan pengobatan yang dilakukan oleh tabib atau dokter yang melalui proses penelitian, analisa yang masih berupa persangkaan dan percobaan terlebih dahulu. Karena itu pengobatan yang bersumber dari Rasulullah saw. Lebih dipercaya keberhasilannya.
Lain halnya dengan pengobatan yang dilakukan oleh tabib atau dokter yang melalui proses penelitian, analisa yang masih berupa persangkaan dan percobaan terlebih dahulu. Karena itu pengobatan yang bersumber dari Rasulullah saw. Lebih dipercaya keberhasilannya.
Tapi pengobatan nabawy itu tidak memberikan hasil yang memuaskan. Hal ini disebabkan karena kita tidak meyakini kebanarannya dan tidak ada penerimaan secara tulus. Sebagaimana Al-Qur'an merupakan obat bagi pentakit kalbu (syifaa'un limaa fish-shuduur) orang yang ingkar menganggapnya tidak berguna. Bukankah orang munafik itu setiap mendengar Al-Qur'an hati mereka tetap sakit?
Jadi Al-Qur'an bagi yang jiwanya baik, maka pengobatan nabawy pun tidak berguna kecuali badan yang baik juga.
Dalam Sunan Ibnu Majah disebutkan sebuah hadits dari Abu Hurairah yang berbunyi, "Barangsiapa minum madu tiap pagi, maka ia tidak akan tertimpa malapetaka yang besar." Rasulullah sendiri senantiasa minum madu campur air setiap pagi sebelum makan apa-apa. Hal ini mengandung suatu rahasia yang sangat besar bagi pemeliharaan kesehatan.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Al-Hakim dalam kitab sahihnya disebutkan, "Pakailah dua penyembuh : madu dan Al-Qur'an." Pengertian hadits di atas adalah adanya dua macam pengobatan, yaitu pengobatan manusiawi dan pengobatan ilahi. Pengobatan dengan obat bumi yaitu madu dan pengobatan samawi dengan Al-Qur'an.
Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari pengobatan ini. Aamiin.
Komentar