Di zamam modern ini, tumbuhan sebagai obat alternatif bukanlah hal yang asing. Karena ilmuwan dan pakar kedokteran dengan teknologinya telah meneliti zat-zat yang terkandung dalam tanaman tersebut. Tapi jauh sebelum ilmuwan dan pakar kedokteran mencapai prestasi tersebut, pemanfaatan tumbuhan ini telah dilakukan sejak zaman bangsa Mesir Kuno dan para Nabi. Kala itu, mereka menggunakannya tanpa dukungan teknologi seperti sekarang ini. Pada blog kali ini, fakta inilah yang dapat kalian temukan pada tumbuhan papyrus yang menjadi tips kesehatan kita.
Papyrus adalah sejenis tanaman air yang hidup beribu-ribu tahun lamanya. Kira-kira sudah 3500 SM (Sebelum Masehi), bangsa Mesir kuno sudah memanfaatkan papyrus. Orang Mesir saat itu membuat kertas dari kulit papyrus yang tipis. Bahkan kata 'paper' dalam bahasa inggris yang berarti kertas, diambil dari bahasa lain, "papyrus".
Pada tingkt fisikal, pohon ini pun sangat menarik perhatian. Daunnya mirip rambut terurai. Tangkainya tumbuh tinggi dari 10-15 kaki. Bentuk tangkainya pun berbentuk segitiga secara bersilang. Uniknya di sekeliling dasarnya tumbuh dedaunan berserabut pendek.
Pohon papyrus sangat halus, tanpa bonggol-bonggol dan duri yang didekat kelopak bunga besar, nyaman dan berbentuk rumbai. Katanya, karena perubahan geografis di daerah sungai Nil dan berkembangnya pemakaian kulit binatang sebagai bahan tulisan, papyrus Mesir tidak lagi berkembang baik dengan subur. Penanaman menjadi susah dan papyrus menurun dengan drastis. Tapi sekarang ini papyrus banyak tumbuh dengan indah di tepi danau yang kecil dan sungai dibagian Afrika.
Dalam ilmu medis papyrus telah dikenal banyak bangsa. Di india misalnya, minyak mentah yang terbuat dari papyrus banyak digunakan untuk melancarkan air seni. Lebih dari itu, kulit bunga pun dimanfaatkan sebagai pembalut luka dan obat bagi jaringan yang hidup.
Sebagai obat, sebuat hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim mengabadikan hal tersebut. Berdasarkan informasi Abu Hazim bahwa dia pernah mendengar Sahl bin Sa'd As-Sa'idi menanyakan tentang obat yang digunakan untuk mengobati luka Rasulullah pada waktu perang Uhud.
Ia berkata, "Wajah beliau(Rasulullah) terluka, gigi serinya pecah, dan helm dikepala beliau hancur. Fatimah binti Rasulullah membersihkan darah dan Ali bin Abi Thalib menuangkan kepadanya air dengan perisai (lengkungan besi yang digunakan untuk berlindung). Ketika Fatimah melihat bahwa air tidak menahan darah kecuali semakin banyak, maka dia mengambil sepotong tikar, lalu membakarnya hingga menjadi abu lalu melekatkannya pada luka itu dan berhentilan darah yang mengalir."
Al-Kahal bin Tharkan menjelaskan hadits ini. Menurutnya tikar yang dimaksud dalam hadits tersebut adalah tikar yang terbuat dari papyrus. Sebab tikar banyak terbuat dari jenis tumbuhan ini. Dan abu yang berasal dari papyrus mempunyai pengaruh yang bagus dalam menahan darah karena ia mengandung zat pengering yang kuat dan kurang menyengat. Abu ini pun jika ditiupkan sendiri atau bersama cuka kedalam hidung orang yang mimisan, akan berhenti darah mimisan itu.
Seperti yang dituturkan Abdul Mun'im Q dalam buku At-Tadawy bil Qur'an (Pengobatan di dalam Al-Qur'an), bahwa tumbuhan ini mengandung kadar yang besar dari garam mineral dimana zat inilah yang akan menjadi abu setelah daunnya dibakar.
Abu ini sangat halus butirannya hingga mencapai derajat yang besar dan ukuran butiran ini pun dapat mencapai ukuran tepung perekat yang mampu menahan pendarahan berkelanjutan. Inilah yang menambah keluasan pernukaannya. Di antara khasiat terpenting dari permukaan ini adalah sifatnya yang mudah menyerap.
Artinya ia mengumpulkan pada permukaannya unsur lain dari kondisi yang ada padanya. Karena itu membakar tumbuhan ini tentunya akan menghasilkan abu yang steril serta mempunyai khasiat untuk membantu membersihkan luka dan penghentian pendarahan. Caranya abu tadi membentuk penutup dan pembalut yang mencegah menyusup mikroba dan jasad renik.
Pada masa Rasulullah sendiri tanaman ini dimanfaatkan untuk menuliskan beberapa wahyu yang turun kepadanya, obat-obatan dan lainnya. Sebagai bahan yang berfungsi untuk lembaran mushaf, papyrus diolah sedemikian rupa hingga menyerupai kertas. Kepingan papyrus biasanya berukuran antara 4x9 inci hingga 12x19 inci. Tapi ada kepingan yang dijahit dan menghasilkan lembaran papyrus yang panjangnya 50-100 kaki.
Menurut Dr. Kamaluddin Al-Batanuni, Guru Besar Ilmu Ekologi, papyrus tumbuh di tanah yang lembab dan payau. Daunnya panjang, tinggi seperti kulit. Panjangnya mencapai satu setengah meter dan daun tumbuhan ini banyak digunakan untuk membuat tikar, lukisan dan lain-lain.
Dalam ilmu medis papyrus telah dikenal banyak bangsa. Di india misalnya, minyak mentah yang terbuat dari papyrus banyak digunakan untuk melancarkan air seni. Lebih dari itu, kulit bunga pun dimanfaatkan sebagai pembalut luka dan obat bagi jaringan yang hidup.
Sebagai obat, sebuat hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim mengabadikan hal tersebut. Berdasarkan informasi Abu Hazim bahwa dia pernah mendengar Sahl bin Sa'd As-Sa'idi menanyakan tentang obat yang digunakan untuk mengobati luka Rasulullah pada waktu perang Uhud.
Ia berkata, "Wajah beliau(Rasulullah) terluka, gigi serinya pecah, dan helm dikepala beliau hancur. Fatimah binti Rasulullah membersihkan darah dan Ali bin Abi Thalib menuangkan kepadanya air dengan perisai (lengkungan besi yang digunakan untuk berlindung). Ketika Fatimah melihat bahwa air tidak menahan darah kecuali semakin banyak, maka dia mengambil sepotong tikar, lalu membakarnya hingga menjadi abu lalu melekatkannya pada luka itu dan berhentilan darah yang mengalir."
Al-Kahal bin Tharkan menjelaskan hadits ini. Menurutnya tikar yang dimaksud dalam hadits tersebut adalah tikar yang terbuat dari papyrus. Sebab tikar banyak terbuat dari jenis tumbuhan ini. Dan abu yang berasal dari papyrus mempunyai pengaruh yang bagus dalam menahan darah karena ia mengandung zat pengering yang kuat dan kurang menyengat. Abu ini pun jika ditiupkan sendiri atau bersama cuka kedalam hidung orang yang mimisan, akan berhenti darah mimisan itu.
Seperti yang dituturkan Abdul Mun'im Q dalam buku At-Tadawy bil Qur'an (Pengobatan di dalam Al-Qur'an), bahwa tumbuhan ini mengandung kadar yang besar dari garam mineral dimana zat inilah yang akan menjadi abu setelah daunnya dibakar.
Abu ini sangat halus butirannya hingga mencapai derajat yang besar dan ukuran butiran ini pun dapat mencapai ukuran tepung perekat yang mampu menahan pendarahan berkelanjutan. Inilah yang menambah keluasan pernukaannya. Di antara khasiat terpenting dari permukaan ini adalah sifatnya yang mudah menyerap.
Artinya ia mengumpulkan pada permukaannya unsur lain dari kondisi yang ada padanya. Karena itu membakar tumbuhan ini tentunya akan menghasilkan abu yang steril serta mempunyai khasiat untuk membantu membersihkan luka dan penghentian pendarahan. Caranya abu tadi membentuk penutup dan pembalut yang mencegah menyusup mikroba dan jasad renik.
Pada masa Rasulullah sendiri tanaman ini dimanfaatkan untuk menuliskan beberapa wahyu yang turun kepadanya, obat-obatan dan lainnya. Sebagai bahan yang berfungsi untuk lembaran mushaf, papyrus diolah sedemikian rupa hingga menyerupai kertas. Kepingan papyrus biasanya berukuran antara 4x9 inci hingga 12x19 inci. Tapi ada kepingan yang dijahit dan menghasilkan lembaran papyrus yang panjangnya 50-100 kaki.
Komentar